SiTisa dinilai unggul karena menggabungkan digitalisasi data pelanggan, pencatatan meter air otomatis, pemetaan jaringan pipa dengan presisi geospasial, pemantauan real time berbasis IoT, layanan pengaduan digital, dan integrasi data lintas unit kerja.
Inovasi ini membuat pengelolaan air bersih di Payakumbuh menjadi lebih efisien, cepat, dan akuntabel.
BIG menilai sistem tersebut menjadi salah satu contoh pemanfaatan data spasial yang memberikan dampak langsung terhadap layanan publik.
Wali Kota Payakumbuh Zulmaeta mengatakan bahwa capaian ini menjadi penegasan bahwa inovasi tidak hanya lahir dari kota metropolitan.
“Masuk dalam 15 inovasi terbaik nasional menunjukkan bahwa kota kecil juga bisa menjadi pelopor. Payakumbuh menghadirkan terobosan yang berdampak nyata dan diakui secara nasional,” kata Wako Zulmaeta.
Ia menegaskan bahwa pemanfaatan informasi geospasial memegang peran penting dalam tata kelola pemerintahan modern.
“Dengan data spasial, pemerintah bisa membaca persoalan kota dengan lebih presisi. Infrastruktur, pelayanan publik, hingga potensi risiko dapat dipetakan dengan akurat. Ini membuat kebijakan lebih terukur dan tepat sasaran,” ucapnya.
Dirut Pamtigo Media Purnama mengatakan bahwa Payakumbuh mendapatkan penghargaan tersebut dari Penyelenggara: Badan Informasi Geospasial (BIG berdasarkan Inovasi dalam pemanfaatan data geospasial yang mendukung efisiensi layanan publik di lingkungan pemerintah daerah. Karena Pamtigo menggunakan Digitalisasi data pelanggan dan penagihan, pemetaan jaringan air, serta penggunaan IoT untuk pemantauan otomatis, ujarnya.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa Penyelenggaraan Bhumandala Award bertujuan mendorong daerah untuk memaksimalkan pemanfaatan informasi geospasial dalam pembangunan, ujar Dirut Pamtigo Media Purnama (Ac Dt)
0 Komentar