Pilihlah Pemimpin Yang Jujur, Bermoral dan Pintar Untuk Membangun Daerah 5 Tahun Ke Depannya
Pemilihan Umum 2024 di depan mata, dan tugas kita sebagai warga negara adalah memilih pemimpin yang berkualitas untuk memimpin bangsa bermoral ke arah yang lebih baik. Pemilihan pemimpin bukanlah sekadar rutinitas demokratis, melainkan langkah krusial yang akan membentuk masa depan kita. Inilah beberapa alasan mengapa memilih pemimpin berkualitas di Pemilu 2024 sangat penting.
Dalam menghadapi Pemilu 2024, mari kita bersama-sama memahami pentingnya memilih pemimpin berkualitas. Pilihlah pemimpin yang memiliki visi jelas, jujur, moralitas tinggi, pintar dan komitmen untuk melayani rakyat. Dengan melakukan itu, kita sedang membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang dan memperkuat fondasi kemajuan bangsa ini.
Dalam ajaran Islam, merujuk kepada karakteristik dasar para nabi yang Amanah, Fathonah, Shiddiq, dan Tablig yang sekaligus juga menjadi karakteristik utama pemimpin dalam pandangan Islam.
Seorang pemimpin karakteristik itu adalah “al-fathonah” atau kecerdasan. Jika karakter ini menjadi penting bagi para nabi karena mereka penerima wahyu dan harus paling memahami wahyu itu, maka pemimpin adalah penerima amanah (mandat) rakyat untuk mengelola kehidupan masyarakat.
Pemimpin dalam satu daerah, bangsa harus mempunyai beberapa kriteria dalam menjalankan roda pemerintahannya :
2. bermoral
Kualifikasi moral ini berkaitan dengan etika dan integritas dan menjadi dasar pemerintah dalam membangun pemerintahan yang baik.
Maka partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam memilih pemimpin yang beretika. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya etika pemerintahan bagi masa depan negara.
Oleh karenanya hal ini menjadi prinsip kita untuk memilih pemimpin, karena mutlak memiliki tanggung jawab moral untuk mempertimbangkan etika calon pemimpin.
Kepemimpinan moral juga penting bagi terwujudnya nilai tentang keadilan dan kesejahteraan rakyat.
3.Pintar
Seorang pemimpin yang pintar dan cerdik pastinya memiliki banyak ide dan gagasan. Pemimpin yang pintar tidak sekedar menunggu ide dan gagasan dari para pakar yang disewa, namun ide tersebut tertuang dari pemimpin itu sendiri dalam membangun daerahnya.
Karakteristik pemimpin yang pintar dan cerdas atau “al-fathonah” . karakter ini menjadi penting bagi para nabi karena mereka penerima wahyu dan harus paling memahami wahyu itu, maka pemimpin adalah penerima amanah (mandat) rakyat untuk mengelola kehidupan jama’i (publik).
Kecerdasan pemimpin itu akan terlihat dalam beberapa aspek:
1. aspek edukasi atau pendidikan
Saat ini kita hidup dalam dunia yang sangat maju dalam pendidikan. Tidak saja dalam pendidikan formal. Bahkan dalam berbagai pendidikan yang dikategorikan non formal mengalami kemajuan yang sangat luar biasa.
2. aspek akal dan pemikiran. Seorang pemimpin tidak saja diharapkan memiliki tingkatan pendidikan yang solid. Bahkan tidak saja penting memiliki latar belakang pendidikan yang valid dan ijazah yang tidak pertanyakan. Tapi seorang pemimpin harus memiliki akal dan pemikiran yang cerdas. Hal itu karena seorang pemimpin harus tajam dan jeli dalam melihat segala permasalahan bangsa, sekaligus cerdas meneropong kemungkinan solusi (possible solutions) dari permasalahan-permasalahan itu.
3. aspek ide dan gagasan
Seorang pemimpin yang pintar dan cerdik pastinya memiliki banyak ide dan gagasan. Pemimpin yang pintar tidak sekedar menunggu ide dan gagasan dari para pakar yang disewa. Lebih runyam lagi ketika ide dan gagasan itu hanya di suapkan kepadanya sehingga m dia sendiri sesungguhnya tidak paham dan menguasai konsep (ide dan gagasan) yang dipersiapkan oleh pakar yang disewa.
4. Aspek realita di lapangan
Agar ide-ide dan gagasan menjadi aplikatif, diperlukan kecerdasan untuk membaca realita di lapangan. Seringkali membangun ide dan gagasan itu mudah. Setiap orang boleh saja mengarang dengan berbagai rencana dan program. Tapi di sinilah perlunya kecerdasan. seorang pemimpin dalam membaca dan memahami realita lapangan. Baik realita domestik maupun realita dunia global.
5. Aspek percaturan global
Dunia semakin kompleks. Para pemain di dunia global semakin kejam dan “heartless” (tidak punya hati). Realita ini menjadikan kita sadar bahwa di depan kita hanya ada satu pilihan. Menjadi pemain yang pintar dan ikut menentukan dan menang. Kekuatan dunia tidak lagi didominasi oleh kekuatan otot. Tapi kecerdasan akal dan inovasi. Pemimpin yang kuat harus memiliki kecerdasan yang tinggi untuk menghadapi dunia dengan kompleksitas yang tinggi dan pemain-pemain yang tidak punya nurani .
Dalam Islam kecerdasan menjadi hal mendasar bagi seorang pemimpin Kecerdasan pemimpin Islam menjadi unik kemudian karena kemampuan menjaga keseimbangan antara kecerdasan akal dan ketajaman nurani .
Oleh karena itu marilah kita dalam memilih pemimpin yang jujur, bermoral dan pintar untuk membangun daerah untuk 5 tahun ke depannya. Dan kita gunakan akal sehat dalam menentukan pilihan. Hendaknya kita cerdas dalam memilah dan memilih mana calon pemimpin yang paling cerdas di antara calon-calon yang ada. Baik itu pada aspek kecerdasan akal (intellectual intelligence) maupun kecerdasan ruhani (spiritual intelligence)
0 Komentar